Mau Kaya ? Amalkan Sedekah Kepada Orang Tua

Ingat berbaktilah kepada kedua orang bau tanah dan mertua selagi bisa, ketahuilah selagi kita terus tumbuh remaja disisi lain orang bau tanah dan mertua juga semakin menua. Sedekah tidak selamanya harus berupa uang, bagi yang akrab sering-seringlah bertamu tiba ke rumah orang bau tanah atau mertua, membantu pekerjaan mereka juga merupakan sedekah. Sedangkan yang jauh usahakan setahun sekali tiba ke rumah orang bau tanah dan mertua.

Karena 1 tahun itu merupakan waktu yang sangat usang gres bertemu, kebanyakannya di hari raya idul fitri. Isilah bulan-bulan lain dengan mengirim paket kepada orang bau tanah dan mertua. Seperti paket mukena, sajadah, sarung, baju koko, makanan, dll.

Rasakan perubahan dalam hidup anda sehabis anda mengamalkan sedekah kepada orang bau tanah dengan ikhlas. Rezeki akan semakin gampang didapat tanpa bersusah payah.

 Ingat berbaktilah kepada kedua orang bau tanah dan mertua selagi sanggup Mau Kaya ? Amalkan Sedekah Kepada Orang Tua

Buktikan sendiri kalau tidak percaya....

Sudah banyak yang membuktikannya dan mereka mencicipi perubahan yang sangat drastis dari hari ke hari, ekonomi mereka semakin membaik.

KISAH NYATA PERTAMA

Ibu Yeni, seorang anggota dewan perwakilan rakyat mengisahkan pengalamannya mengenai sedekah yang membawa keberkahan baginya. Kejadian ini dialaminya sekitar bulan Agustus tahun 2001 yang lalu. Saat itu ia mendapat permintaan seminar di Sumatra Selatan. Karena masih masa nifas dan membawa anak bungsunya yang kala itu masih berusia 35 hari, ia memutuskan membawa ibunya
Bukan main senangnya sang ibu dibawa pelesiran naik pesawat. Maklum saja, tahun 1972 waktu naik haji, ia cuma naik kapal laut. Di pesawat tak henti ibunda tercintanya menyatakan kesenangannya naik pesawat.

“Alhamdulillah... kesampaian juga Ibu naik pesawat,” syukurnya. Yeni yang duduk di sebelahnya tersenyum.

“Coba Buya (ayah) masih hidup ya... beliau niscaya senang naik pesawat kayak gini,” tuturnya lagi dengan mata berkaca-kaca. Yeni menoleh dan mengusap bahu ibunda tercintanya.

“Sudahlah Bu, Buya niscaya sudah senang sekarang. Selama hidup Buya kan sangat baik, maka Allah niscaya melimpahkan kebahagiaan padanya...”

“Yah...” Ibu menganguk-angguk, “Buya emang baik....” lanjutnya sendu.
Tidak usang kemudian mereka tiba di bandara dan diantar oleh panitia ke sebuah penginapan yang sederhana. Ibunya nampak sangat bahagia. Untuk menyenangkan hatinya, Yeni memesankan kuliner kesukaannya.

“Dimakan, Bu...” kata Yeni. Ibunya mengangguk dan mulai makan dengan lahap.

Keesokan harinya dikala Yeni ikut seminar, Ibu menjaga cucunya yang masih merah di penginapan. Seminar itu untunglah tidak begitu lama. Jeda makan siang, mereka diajak makan di sebuah restoran khas Sumatra Selatan. Konon restoran ini biasa ditongkrongi oleh para pejabat dari pusat.

Memang suasananya sangat asri, bertingkat dua, dan Subhanallah kuliner yang tersaji juga terasa sangat nikmat.
“Pepes ikan dengan duriannya lezat sekali, Yen...” Ibu menawarkan evaluasi seraya makan dengan lahap.

“Kalau di Tangerang, tempat kita durian cuma untuk Kinca sahabat makan ketan ya, ternyata buat pepes juga enak,” imbuhnya kemudian.
“Alhamdulillah... kita di sini jadi nambah ilmu kan, Bu?” balas Yeni tersenyum.

Selesai makan, mereka menuju penginapan lagi untuk berkemas. Ya, mereka harus kembali ke Jakarta hari itu juga. Sebelum berangkat, Yeni mengusut sebuah bungkusan yang diberikan panitia dikala seminar tadi.

“Subhanallah... elok amat nih kain sutra?” desisnya takjub sambil menyidik materi itu dengan teliti. Yeni bertekad akan menjahitnya setiba di Jakarta nanti.

Saking indahnya kain tersebut, di pesawatpun Yeni tak kuasa membayangkannya. Menjahitnya menjadi baju muslimah yang indah yang akan dikenakannya pada event-event tertentu. Tapi sejenak kemudian hati kecilnya berkata, “Berikan saja pada ibumu....”

“Bagaimana, ya.... elok banget sih?” sekilas bathinnya tak rela. Rupanya syetan sedang merasuki niat baiknya.
“Sudah... kasih Ibu saja, supaya beliau senang, kau kan sanggup beli nanti lagi...” hati kecilnya kembali berkata.

Sejenak Yeni merasa bimbang. Terus-terang saja, ia sangat ingin mempunyai materi itu untuk dirinya. Sudah dibayangkannya begitu manisnya ia dalam balutan baju berbahan sutra itu. Suaminya niscaya memuji, anak-anaknya niscaya juga bangga. Tapi...

“Ah, sudahlah supaya untuk ibuku saja,” hati kecilnya memenangkan pergolakan bathin.
Maka Yeni menawarkan kain sutra itu pada ibunya. Mata ibunya bersinar mendapatkan pemberian itu. Paras senang yang tak sanggup ditutupinya. Yeni tak menyesal memberikannya.

Sesampainya di Jakarta, Yeni kembali mengisi hari-harinya dengan seabreg acara yang menunggunya. Ia sudah tak teringat lagi kain sutra indah pemberian panitia seminar di Sumatra Selatan itu. Sampai dua hari kemudian seorang temannya kembali dari Malaysia dan membawa titipan dari sahabat Yeni, yang orang orisinil Malaysia.

“Apaan ini?” Yeni mengerutkan dahinya, menatap bungkusan yang diberikan temannya itu.

“Titipan dari sahabat Malaysiamu, saya nggak tahu isinya, buka aja gih...”
Tanpa menunggu lama, Yeni membuka bungkusan itu dan terbelalak,”Subhanallah elok banget....” serunya takjub. Temannya pun ternganga.

Selembar materi sutra yang lebih halus dan lembut warnanya...
“Benar-benar Allah Maha Besar...” Yeni berbisik pelan.

Kain sutranya telah digantikan oleh Allah dengan yang lebih elok dan manis. Yeni kemudian teringat sebuah hadits Rasulullah Saw, bahwa kebaikan yang cepat mendapatkan hasilnya di dunia ialah kebaikan kita kepada orang tua....

KISAH NYATA KEDUA

Saya hanyalah orang biasa, dengan penghasilan yang biasa biasa saja pula, tidak kurang dan tidak juga berlebihan, cukuplah untuk kehidupan sehari hari untuk mencukupi kebuthan saya, anak dan istri saya. Apabila melihat judul diatas mungkin ada yang bertanya..“berapa sih yang sudah elu keluarin buat orang bau tanah lu..sehingga elu menganggap telah mendapat suatu mukjizat…?” sekali lagi dengan status saya yang hanya orang biasa biasa saja dan dengan penghasilan yang biasa biasa pula, tentulah tidak banyak yang sanggup saya berikan, dan juga tidak rutin juga saya sanggup membantu mereka, sanggup saya katakan, berdasarkan saya pemberian saya masihlah sangat sedikit dibandingkan jasa jasa mereka kepada saya selama ini…teramatlah sedikit…(saya jadi berkaca-kaca ketika menuliskan kalimat tadi)

Sekilas ihwal Orang bau tanah saya (Papa) ialah pensiunan pegawai negeri biasa, mama ialah ibu rumah tangga biasa. Kehidupan mereka saya nilai ialah termasuk orang-orang yang “lurus”, boleh saya katakan, mereka terutama papa..jauh dari apa yang dinamakan KORUPSI…Kalau saya nilai kehidupan mereka dihari bau tanah ini disaat masa masa pensiun…yahh biasa dikatakan cukuplah…mereka tidak pernah meminta uang dari kami anak anaknya, alasannya ialah memang masih cukup honor pensiun papa untuk hidup sehari hari mereka berdua. Tetapi selaku anak, sudah sepantasnya kami membantu orang tua, yah walaupun jumlahnya sedikit dan tidak seberapa, tetapi ada rasa kepuasan sendiri sanggup “ngasi sesuatu” buat orang yang selama ini sudah berjibaku membesarkan saya hingga sanggup ibarat kini ini.

Seperti yang saya sampaikan sebelumnya, tidak banyak yang sanggup saya berikan untuk orang tua, hanya sekedar “buat beli pulsa” hanya itu yang sanggup rutin saya berikan..sesekalilah kalau ada rejeki lebih saya sanggup kasih berwujud uang…tapi yang sering dan tidak mengecewakan rutin..ya beliin pulsa itu... Entahlah ini dianggap kategori sedekah atau bukan..yang penting saya hanya ingin menawarkan sesuatu..ya sementara yang sanggup gres itu…(mudah mudahan ALLAH menawarkan rejeki yang lebih banyak lagi sehingga bukan cuma pulsa yang sanggup saya berikan..mungkin beliin kendaraan beroda empat kali hehehe…aminn..)

Tapi disinilah keganjilan dan kemukjizatannya….Saya perhatikan..saya amati, dengan kondisi keuangan saya yang teramat biasa ini..tentulah saya sering punya kasus keuangan, tidak jarang saya “merasa” kekurangan uang..bahkan juga bukan hanya merasa kekurangan..tapi memang BENAR BENAR kekurangan uang…ada suatu fenomena yang saya amati, biasalah kasus kurang uang itu selalu muncul di “akhir bulan” kasus yang klasik dan dialami sebagian besar orang tetapi mungkin kadarnya berbeda beda, entah alasannya ialah kebetulan atau memang itu benar mukjizat sedekah…seluruh kasus keuangan itu seolah sirna sehabis saya ‘memberi” sesuatu kepada orang bau tanah saya. Beragam kasus yang pernah saya alami, pernah saya benar benar “mengirit” uang, alasannya ialah memang sudah benar benar hampir habis, saya umpamakan saja, uang saya tinggal 100 ribu, padahal ini masih tanggal 15an, masih ada sekitar 15 hari lagi menuju gajian, dengan uang sejumlah itu, kira kira tidak mengecewakan beratlah saya harus mengatur pengeluaran untuk makan dan untuk yang lain lainnya..padahal kebetulan saya tinggal di tempat yang biaya hidupnya sangat mahal, beda tidak mengecewakan jauh dengan biaya hidup di Tanah Jawa. Dari uang 100 ribu itu tetap saya sisihkan 50 ribu buat “ngisiin pulsa” orang bau tanah saya, alasannya ialah saya sudah berjanji..buat berusaha ngasih sesuatu ke orang bau tanah saya tiap bulan, apalah bentuknya walaupun sedikit jumlahnya. Syukur Alhamdulillah, rejeki itu selalu ada dan kasus keuangan itu selalu sirna tiap kali selesai saya memberi kepada orang tua.

Bukan hanya kasus keuangan, kasus masalah kantor, keluargapun juga demikian..walaupun yang paling sering ialah kasus keuangan, semua selalu hilang, sirna, dengan kata lain terbantu, seolah ada tangan aneh yang misterius yang selalu membantu saya tiap kali saya selesai memberi sesuatu kepada orang tua, walaupun itu hanya berwujud pulsa sebesar 50 ribu rupiah..!!

Makara kalau berdasarkan saya, berinfak atau memberi sesuatu kepada orang bau tanah itu sangatlah besar manfaatnya, saya merasa pribadi dan selalu diberikan pertolongan dari ALLAH SWT tiap kali saya selesai berinfak kepada orang bau tanah baik apapun itu bentuk masalahnya, sehingga saudara saudara, jangan lah bosan berbuat kebajikan, dan bersedekah, saya disini memang bukan orang alim, dan tidak bermaksud sok menasehati, tetapi kekuatan memberi (the power of giving) itu benar adanya, dan perhatikan apa yang terjadi sehabis engkau memberi. Mungkin sebagian dari orang tuamu ada yang sudah kaya ataupun berkecukupan dan rasanya tidak memerlukan bantuanmu apalagi hanya untuk sekedar buat membeli pulsa ibarat yang sudah saya lakukan, mungkin wujudnya sanggup diganti dengan yang lain atau sanggup juga engkau alihkan memberi kepada orang yang lebih pantas menerimanya, tengoklah kesekeliling masih banyak orang yang memerlukan santunan kita, bila lingkungan keluarga kita sendiri kita rasa sudah cukup dan tidak memerlukan pertolongan, segeralah alihkan tujuan ke orang lain, fakir miskin dan anak yatim yang niscaya mempunyai kasus keuangan. Bantulah mereka walaupun sedikit, dan janagnlah berkecil hati bila merasa pemberian mu sedikit.

Bagi mitra kawan yang selama ini sudah berjuang matia matian buat membantu kedua orang tua, saya ucapkan selamat kepada anda, alasannya ialah anda tinggal menunggu saja apa mukjizat dari Tuhan yang akan anda dapatkan, dan tidak usah diragukan lagi, pastilah itu karunia yang sangat baik. Dan bagi yang barangkali ada mempunyai persoalan, baik itu kasus keuangan, kasus keluarga, ataupun kasus menderita penyakit dan lain sebagainya, sanggup dicoba ibarat apa yang saya tuliskan di artikel ini, mungkin tidak harus dengan membelikan pulsa HP untuk orang tua, sanggup dalam bentuk yang lain, atau kalau memang uang benar benar terbatas, cobalah diupayakan barang sedikiiiit saja untuk memberi kepada orang tua, masa sih bener2 ngga ada duit buat ngasih ortu..? Dan bagi yang punya uang lebih, ya kasihlah yang lebih banyak..jangan ngikutin saya yang cuma sanggup beliin pulsa HP, saya berbuat ini alasannya ialah kebetulan uang saya sedikit dan terbatas hehehe.…mungkin kalau rejeki saya banyak, jangankan pulsa, Rumah dan mobilpun saya kasihkan deh pasti…amin

0 Response to "Mau Kaya ? Amalkan Sedekah Kepada Orang Tua"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel